Malam ini aku pulang terlambat dari hari biasanya, yaitu pukul 11 malam. Aku melakukan overtime karena pekerjaanku yang sangat menumpuk. Biasanya aku ditemani oleh Mercy, sekretarisku dan Bram, teman satu ruanganku di kantor. Namun hari ini berbeda dari biasanya, mereka pulang 5 jam lebih cepat daripada aku, dengan alasan rumah sedang kosong karena keluarga mereka pada pulang kampung dari kemarin. Maklum ini adalah hari rabu, 5 hari sebelum natal.
Di perjalanan pulang ke rumah, aku melihat Mercy dan Bram sedang duduk di halte menunggu bus yang biasanya mengangkut mereka, ya bus itu selalu berhenti di halte itu tiga kali sehari, pukul 8.00, 13.00 dan 19.00. Saat aku menghampiri mereka, mereka terlihat pucat seperti ketakutan, mermereka hanya diam dan segera masuk ke dalam mobilku tanpa sepatah katapun. Tanpa berpikir panjang, aku segera menancap gas mengantarkan mereka ke rumah mereka yang bersebelahan sebelum terjadi apapun pada mereka.
Sesampai di depan rumah mereka, mereka langsung turun tersenyum ke arahku dan segera memasuki rumah mereka masing masing yang telah terang dihiasi lampu ruangan. Keesokan harinya, terdengar kabar bahwa mereka telah meninggal dunia pada pukul 1 malam. Aku pun terkejut mendengarnya.
Di perjalanan pulang ke rumah, aku melihat Mercy dan Bram sedang duduk di halte menunggu bus yang biasanya mengangkut mereka, ya bus itu selalu berhenti di halte itu tiga kali sehari, pukul 8.00, 13.00 dan 19.00. Saat aku menghampiri mereka, mereka terlihat pucat seperti ketakutan, mermereka hanya diam dan segera masuk ke dalam mobilku tanpa sepatah katapun. Tanpa berpikir panjang, aku segera menancap gas mengantarkan mereka ke rumah mereka yang bersebelahan sebelum terjadi apapun pada mereka.
Sesampai di depan rumah mereka, mereka langsung turun tersenyum ke arahku dan segera memasuki rumah mereka masing masing yang telah terang dihiasi lampu ruangan. Keesokan harinya, terdengar kabar bahwa mereka telah meninggal dunia pada pukul 1 malam. Aku pun terkejut mendengarnya.