Minggu, 15 Juni 2014

ORANG MISTERIUS

Standard
Pagi ini aku mendengar adanya pembunuh di daerah rumahku. Aku tidak percaya karena belum ada korban.

Pagi ini setelah berpakaian, aku mulai gelisah dan segera menghidupkan motor. Aku pun pergi setelah menutup pintu rumahku.

Saat dijalan perasaanku gelisah. Aku pulang untuk mengecek kembali.

Sesampainya, aku sangat terburu-buru. Aku ingat kata temanku untuk selalu pelan dan berhati-hati membuka pintu rumah. Jadi aku coba memasukan kunci pelan kedalam lubangnya, memutarnya. Lalu membuka gagang pintu secara pelan.

Aku melihat rumahku masih rapi dan pintu yang aman. Aku menutup dan mengunci kembali pintu. Tiba-tiba aku melihat seseorang yang berada disebelah jendela kamarku yang berada dikanan rumahku. Dia berlari menjauhiku. Aku merasa curiga padanya. Untung pintu sudahku kunci dan aku cek kembali. Jika tidak, mungkin saja dia masuk kerumahku.

Jumat, 13 Juni 2014

UJI NYALI

Standard
Malam ini kami berkemah di sebuah hutan yang cukup lebat. Kami mengisi acara kami dengan api unggun, dan uji nyali.

Malam ini kami yang berjumlah 9 orang dibagi kelompok menjadi 3 kelompok masing-masing 3 orang. Kami akan melewati 3 pos yang berdekatan dengan kuburan. guru kami mengatakan bahwa dimasing-masing pos telah disediakan pemuda yang akan dijadikan sebagai hantu yang diam, dan dia akan menakuti kami sekaligus menjaga kami bila terjadi hal negatif pada kami.

Regu pertama memulai dan selesai dalam waktu 20 menit. regu kedua memulai dan selesai dalam waktu 14 menit. dan reguku, Aku, Karin dan Lisa telah siap untuk memulai permainan.

Di perjalanan ke pos pertama kami sangat ketakutan karena jalan gelap dan kami hanya memegang satu lentera. Pos pertama berhasil kami temukan dan kami mengambil surat tersebut. setelah membaca surat tersebut, kami melihat hantu yang memakai baju putih. ia tengah duduk tidak jauh dari kami. lalu dia berteriak dan mengejar kami. kami pun berlari sangat kencang ketakutan.

Di perjalanan ke pos kedua, kami melihat ada seseorang yang memakai baju putih berlari menuju ke pohon kelapa, ia seperti sedang bersembunyi dibalik pohon kelapa. Kami, teringat ucapan guru kami bahwa hantu yang telah disiapkan adalah hantu yang diam bukan yang bergerak. Kami pun bergegas mencari pos kedua untuk menyelamatkan diri.

Di pos kedua, kami mendapatkan surat tersebut dan melihat hantu berpakaian seperti nenek. ia duduk diam lalu melihat kami dengan melotot. kami pun berlari ketakutan hingga menemukan pos ketiga. setelah mendapatkan surat tersebut, kami dikejutkan oleh hantu berpakaian hitam yang berada didekat kami. Kami pun berlari hingga ke tenda kami. kami bermain selama 18 menit.

Kamis, 12 Juni 2014

PANGGUNG

Standard
Didaerah kami, ada sebuah tempat yang selalu didatangi oleh banyak orang kaya dan produser sebuah manajemen setiap malam hari. Tempat itu dijadikan sebagai panggung gratis bagi orang yang berbakat untuk menunjukkan bakatnya dan berharap ada seorang produser yang akan merekrutnya menjadi satu manajemen.

Malam ini berbeda dari malam biasanya, tidak ada satu pun orang yang tampil malam ini dikarenakan semua orang yang berbakat telah melihat adanya hantu ditempat pelaksanaan acara tersebut. Aku tak percaya dan membuktikannya dengan membawakan tarian balet yang merupakan bakatku didepan penonton banyak.

Aku terus menari, namun mereka sama sekali tidak memperhatikanku. Aku melihat wajah mereka sangat pucat. Namun aku terus memberanikan diri untuk menari. Bahkan saat aku terjatuh keras pun mereka seperti tak memperhatikanku, pandangan mereka kosong. Aku terus memberanikan diri. Namun aku tak kuat dan aku mulai takut. Aku pun berlari saat mengetahui semuanya.

Selasa, 10 Juni 2014

Silent & Frozen ; 2

Standard
Pikiranku tentang apa yang tadi menyentuh dan melilitku masih saja terus terbayang. Aku terus memikirkan hal tersebut hingga aku menjadi tidak selera makan. Imah yang melihat sikapku tersebut, langsung duduk di meja makan di sebelahku.

"Ada apa, mbak?" Tanyanya padaku.

Keheningan berganti menjadi curhatan dan banyak pertanyaanku pada Imah tentang rumah ini. Imah yang kebetulan adalah pembantu baru di rumah ini, tidak tahu tentang rumah ini, ia hanya mendengar curhatanku saja. Imah tampak menenangkanku saat aku mengatakan bahwa ada kemungkinan rumah ini berpenghuni selain keluarga Risa.

Setelah selesai makan, Imah membereskan meja makan dan mencuci piring kotor dan akan membersihkan rumah. Aku pun hanya bisa duduk diam menunggu Imah hingga selesai bekerja. Ia bekerja dengan cepat dan tangkas, aku pun menjadi salut dengan pembantu seperti dia. Namun, perasaanku menjadi cemas saat Imah sedang berjalan ke dapur. Aku yakin ada orang lain yang mengikutinya. tetapi, aku tidak mengetahui itu apa dan siapa. Aku mencoba melihat Imah yang sedang mencuci piring dari celah kecil antara dapur dan ruang tamu.

"Ya Tuhanku!" Aku berteriak dalam hati melihat apa yang telah aku lihat.

Senin, 09 Juni 2014

KEHIDUPAN BARU

Standard
Suamiku membeli rumah baru di dekat daerah pertambangan. Kami tinggal berdua disana. Kami selalu sarapan, sholat, makan, dan bercanda bersama.

Keesokan harinya, suamiku mendapat pekerjaan di pertambangan dekat rumah kami. ia bekerja sebagai satpam pada malam hari. Malam ini aku tidur sendirian. kamarku dilantai dua dan dari jendela, aku dapat melihat suamiku sedang berjaga sambil melambaikan tangannya padaku dan tersenyum.

Disebelah jendela kamarku terdapat lemari bajuku. terdapat pohon dan lampu natal merah dan kuning yang berkelap kelip anatara lemari dan dinding kamarku. itu indah sekali, mungkin suamiku membelinya sebagai pelengkap ruangan.

Sabtu, 07 Juni 2014

Silent & Frozen ; 1

Standard
Ini adalah potongan dari novel lamaku, mungkin readers tertarik. Enjoy! :)


Ini adalah hari pertamaku masuk ke rumah yang sangat besar nan megah. Rumah milik sahabatku dari kecil, Risa Lisna memang sangat nyaman. Dahulu, aku dan dia adalah sahabat senasib, kami miskin dan merupakan anak tunggal. Namun, dia berubah nasib menjadi kaya saat kami duduk dibangku SMP karena ayahnya mendapat proyek untuk membuat gedung pencakar langit. sedangkan ayahku hanyalah seorang kuli bangunan yang bekerja membuat rumah dan toko.

Malam ini, aku diajak untuk menginap di rumah Risa. Orangtuaku yang mengenal baik keluarga Risa mengizinkanku dan kedua orangtua Risa yang telah mengenal keluargaku sejak lama pun senang melihatku menginap disana.

Di kamar Risa, aku sangat menggigil kedinginan. seorang anak kampung yang biasanya menggunakan kipas harus dipaksa menikmati sejuknya AC 20°C. Walaupun dalam keadaan seperti itu, aku tetap bersenang-senang dengan Risa, kami berdandan dengan segala jenis aksesoris, pakaian dan make-up miliknya. Kami membaca novel bersama, menonton film drama dan sinetron bersama.

PEMBUNUHAN

Standard
Aku tinggal bersama keluargaku. kami hanya memiliki seorang tetangga, perempua misterius yang tidak pernah bergaul dengan keluargaku.

Hari itu adalah kamis sore, aku melihat dia seang membuang sampah di dekat kandang sapi di belakang rumahnya. Ketika aku melihat dia, dia melihatku sinis dan segera masuk kembali kerumahnya. Dia memang misterius dan aneh.

Besok adalah hari tur ku bersama teman-temanku, aku meminta uang kepada orangtuaku. Namun mereka tidak memberikannya karena kami memang kesulitan dalam ekonomi. Seperti biasanya, dari TK hingga kuliah ini aku belum pernah merasakan punya uang jajan. Mungkin 3 hari perjalanan, teman-temanku bisa membiayai aku tetapi dihatiku ada sedikit perasaan marah.

Keesokan harinya, aku pergi dan berpamitan dari halaman, namun mereka tidak menjawabnya tidak seperti hari biasanya. Aku melihat tetanggaku sedang mengasah pisau di halaman depan. aku juga melihat ia memiliki jaket hitam tebal, topeng putih, kapak dan beberapa benda lain yang mencurigakan.

3 hari berlalu, aku pulang dengan sangat terkejut. orangtuaku telah meninggal menggenaskan dengan keadaan membengkak dan berbau busuk.

Aku melihat catatn ayahku, "Tolong, nak.", Aku berlari menuju rumah tetanggaku, namun yang ku lihat hanyalah kapak dan pisau yang telah berlumur darah. Ia tidak ada dirumah, meninggalkan sup sapi nya yang masih hangat.

"Pasti dia baru saja melarikan diri setelah mengetahui bahwa aku pulang hari ini pada pukul ini."
Polisi datang, dan aku harus menangis dalam keadaan seperti ini. menangis hingga mataku terlihat bengkak.

Jumat, 06 Juni 2014

FILM HORROR

Standard
Malam ini aku menonton film horror bertema kuntilanak bersama seorang temanku diruang tamu rumahku. Kami menonton hingga pukul 12.00 malam. Lalu, kami memutuskan untuk tidur bersama. Aku menekan tombol power pada remote sambil mengambil segelas air.

Sebelum tidur, aku menceritakan kisah horror pada temanku tersebut. dia ketakutan, ditambah dengan suara kuntilanak di film tersebut hinngga kekamarku. Ia semakin takut dan memutuskan untuk tidur. Aku pun tidur dengan membiarkan televisiku hidup, itu adalah kebiasaanku.

Kamis, 05 Juni 2014

FILM PERANG

Standard
Aku tinggal di sebuah apartment kecil bersama tetangga sebelah kamarku, seorang perempuan cantik yang sangat ramah. Malam ini aku tidak bekerja, jadi aku memilih untuk menonton film mafia, yang identik dengan polisi, penjahat lelaki dan kekerasan. Aku menyetel volume TV-ku menjadi sangat kecil agar tidak mengganggu istirahat tetanggaku.
Aku menonton film itu penuh semangat, membela polisi untuk menangkap penjahat. Akhirnya polisi  tersebut menembak penjahat tersebut. terdengar tiga kali suara tembakan kecil yang membuatku sangat senang dengan film tersebut.

Penjahat tersebut merintih kesakitan sambil mencoba kabur. lalu, sekali suara tembakan besar terdengar, dan rintihan gadis ini menambah semangatku pada film ini. dua kali lagi suara tembakan kecil, penjahat tersebut merintih lagi dan lemas tak berdaya seperti mencoba menyerah. lalu, sekali lagi  suara tembakan besar dan rintihan gadis tersebut berhenti. Polisi menang, film selesai, aku pun mematikan TV ku dan tidur.

Rabu, 04 Juni 2014

Writing is a Perfect Choice ; 1

Standard

First Exp. 


Hari ini aku mau nge-post tentang inspirasi aku menulis riddle nih. Aku memang sudah berbakat dalam bidang menulis sejak aku kelas 3 SD. Dulu aku cuma nge-bikin kumpulan cerita-cerita horror bodoh ala anak SD *you know lah* dan kata teman-temanku itu bagus dan seram, jadi aku bukukanlah semua ceritaku itu. Karena terlalu bersemangat, aku nulis itu cerpen sampai 3 buku tulis 50 lembar. Otomatis itu udah jadi 150 lembar.

Terus aku iseng-iseng tuh bawa ke tempat aku ngaji, niatnya sih biar baca sama teman-teman setelah ngaji. Eh, gak taunya, ada teman yang lebih muda dariku yang tertarik tuh dengan itu buku. Dia malah nawarin aku untuk jual itu buku sama dia. so pasti aku nolak dong, capek banget tuh nulis buku. walaupun dia nawarin 12.000 untuk beli itu buku, aku gak mau. Terus dia bilang :

"Yaudah deh, biar aku fotocopy aja, dan nanti aku upah ke abang 3.000"

Oh, aku setuju aja, yang penting itu buku gak diambil dan masalah uang aku belum mau tau saat itu.
Besok harinya, aku nulis lagi, terus nulis sampai gak tau lagi apa yang aku mau tulis.

"Ibuuu guruuu dataaang 3x"

Sorak sorai teman sekelasku menghentikan tanganku yang lagi asik nulis. Terus Ibu guru duduk tenang sambil senyum. Tiba-tiba aja salah satu temanku ngomong sama Ibu guru.

"Bu, Rizkan udah nulis cerpen loh, udah 200 lembar lebih. keren".

Ibu guru itu tersenyum lalu datang ke mejaku sambil nanya tentang cerpen itu. Terus ibu itu ambil deh, huuft. Bukan maksud aku pelit atau apa, tapi aku mau nyuruh ibu itu untuk fotocopy aja itu cerpen, jangan diambil. Aku masih mau ngelanjutin apa yang seharusnya aku lanjutin. Tapi, yasudahlah. Aku harus ikhlas.

Setelah hari itu, ada salah satu temanku dari kelas 1 sampai kelas 4 yang ngikuti jejakku, kami berdua emang terkenal sebagai penulis. KAMI PENULISSSSSSSSS !! *teriak dari atas gunung* *ngaco*

Setelah kami udah buat hasil karya kami masing-masing, semua orang tertarik untuk baca. semua yang baca hanya tenang, karena mereka tidak bisa membandingkan karya kami, secara gitu, kami bea genre. Aku suka cerita bertemakan horror dan temanku ini bertemakan cinta, keluarga dan kasih sayang. Bedakan?

Selama aku SD, banyak karya yang aku buat. tapi sayang, karya itu ada yang hilang, robek, diminta oleh guru B. Indonesia dan semua itu udah luput dari ingatanku karena ceritanya yang masih kolot banget dan imajinasi tinggi sesuai usia anak SD.

ORANG MISKIN

Standard
Aku adalah orang yang miskin yang tidak memiliki kasur. aku hanya tidur diatas karpet tanpa aksesoris tidur. Aku adalah pekerja keras, hingga benda beratpun sudah terasa ringan dan mudah ku pindahkan.
Jam 6 pagi, aku merapikan tempat tidurku sebelum mandi. Aku merapikan karpetku, kardus yang menjadi selimutku malam ini dan guling beratku.
Setelah mandi aku, memakai baju dan segera ke kantor dan ini memang keadaan yang menyeramkan.