Senin, 22 Desember 2014

REKAN KERJA

Standard
Malam ini aku pulang terlambat dari hari biasanya, yaitu pukul 11 malam. Aku melakukan overtime karena pekerjaanku yang sangat menumpuk. Biasanya aku ditemani oleh Mercy, sekretarisku dan Bram, teman satu ruanganku di kantor. Namun hari ini berbeda dari biasanya, mereka pulang 5 jam lebih cepat daripada aku, dengan alasan rumah sedang kosong karena keluarga mereka pada pulang kampung dari kemarin. Maklum ini adalah hari rabu, 5 hari sebelum natal.

Di perjalanan pulang ke rumah, aku melihat Mercy dan Bram sedang duduk di halte menunggu bus yang biasanya mengangkut mereka, ya bus itu selalu berhenti di halte itu tiga kali sehari, pukul 8.00, 13.00 dan 19.00. Saat aku menghampiri mereka, mereka terlihat pucat seperti ketakutan, mermereka hanya diam dan segera masuk ke dalam mobilku tanpa sepatah katapun. Tanpa berpikir panjang, aku segera menancap gas mengantarkan mereka ke rumah mereka yang bersebelahan sebelum terjadi apapun pada mereka.

Sesampai di depan rumah mereka, mereka langsung turun tersenyum ke arahku dan segera memasuki rumah mereka masing masing yang telah terang dihiasi lampu ruangan. Keesokan harinya, terdengar kabar bahwa mereka telah meninggal dunia pada pukul 1 malam. Aku pun terkejut mendengarnya.


Minggu, 21 Desember 2014

POHON PISANG

Standard
Aku sangat terganggu dengan pohon pisang yang aku tanam dibelakang rumahku seminggu yang lalu, ia selalu saja mengundang hewan melata datang menghampirinya. Binatang itu cukup mengganggu tanamanku yang berada di sekitar pohon pisang tersebut. Bahkan menimbulkan bau yang sangat busuk seperti bau bangkai mereka.
Ditambah lagi aku sedang pusing mencari dimana istriku. Ia pergi begitu saja meninggalkan diriku dirumah sendirian. Terakhir aku melihatnya adalah seminggu lalu.

Aku ingat saat terakhir kami bersama, kami meminum banyak sekali alkohol hingga kami mabuk dan hampir tak sadarkan diri. Namun malam itu ia jengkel padaku karena aku memarahinya saat ia menyuruhku berhenti minum sebelum aku muntah atau sebagainya. Aku sangat membencinya malam itu, aku benci orang yang memarahiku. Namun aku tak sadar dia tega meninggalkan diriku sendiri.

Aku juga ingat, malam itu aku mengundang 2 orang tetangga baruku, mereka adalah orang yang ramah, asyik dan enak diajak bicara. Namun mereka terburu-buru pulang dan berpamitan kepada kami, aku hanya mengiyakannya.

Jumat, 19 Desember 2014

INSIDEN KELUARGA

Standard
Aku adalah seorang pemuda berumur 25 tahun yang tinggal bersama kedua orangtuaku, nenekku yang berumur 70 tahun, kakakku dan adikku yang masing-masing berumur 28 dan 17 tahun. Kami tinggal dilingkungan tertutup, di sebelah tetangga yang sangat gemar mengintip ke dalam rumahku melalui jendela. Aku tidak mau dan tidak pernah menghiraukan si aneh itu.

Seperti hari biasanya, aku bekerja dari pagi hingga malam hari walaupun ini adalah hari minggu. Namun akhir ini sangat banyak terjadi masalah pada keluarga kami.

Setiap hari aku menguping ibu yang selalu dibentak oleh seorang depkolektor, karena banyaknya hutang yang ibu miliki.

Pacar lelaki kakakku yang bertengkar dahsyat dengan keluargaku karena hubungannya tidak direstui. Ia pun tidak luput mengucapkan sumpah serapah dan mengutuki keluargaku dengan ucapan yang kasar.

Nenekku yang dibenci oleh semua tetangga karena sering mengirim pesan singkat tak bermoral kepada semua orang, mungkin karena ia sudah tua dan kurang waras.

Dan ayahku yang pengangguran selalu bergantung pada gajiku untuk membayar uang sekolah adikku.

Pada suatu malam, sesampainya dirumah, aku terkejut melihat semua anggota keluargaku terbaring diatas lantai pada tempat yang berbeda dalam keadaan tak bernyawa lagi. Aku menangis terisak mengecek mereka satu persatu.

Kakakku tewas dengan luka sayatan pada nadinya, ia terbaring di dalam kamarnya. Aku hanya melihat dirinya menyimpan selembaran bendera Amerika dengan angka 20 diatasnya. Ia memang sangat mencintai negara kami, Amerika.

Ibuku tewas dengan tubuh tertimpa lemari besar yang berada di ruang keluarga. Aku hanya melihat ia masih memegangi foto ayah. Aku yakin betapa besar cintanya kepada Ayah hingga akhir hayatnya.

Adikku tewas di dalam bak kamar mandi, ia telah pucat dan mengambang ke permukaan. Aku hanya melihat 30 sabun koleksinya berserakan diatas lantai, dua diantaranya yang beraroma jeruk telah terbuka dan menebarkan aroma yang sangat wangi. Itu sangat sesuai dengan sifat adikku yang mentel, fashionable, dan menjaga penampilannya yang selalu perfect.

Nenekku tewas dengan luka bakar disekujur tubuhnya dan ia terletak di dapur. Aku melihat ia memegang novel yang berjudul "Inside of Seventeen" dan "Bloody Terbawa". Nenekku yang tua itu memang sangat menyukai novel remaja, namun yang berbau pembunuhan, thriller, dan horror. Itulah mengapa novel itu ada bersamanya saat ia mati.

Lalu, aku mencari jasad ayah. Namun betapa terkejut diriku melihat ada jasad hitam pekat terbakar lenyap menjadikannya tak dapat dikenali sama sekali. Aku yakin sekali itu adalah jasad ayah, karena aku dapat melihat jam yang biasa dipakai oleh ayah berada didekat jasad tersebut.

Akupun menangis menyesali semua ini.
"Siapa pelakunya? Tidakkah ia mempunyai hati nurani?"

Aku tersentak terkejut melihat jendela rumahku terbuka dan meninggalkan jejak kaki seseorang yang telah masuk kerumahku melalui jendela. Aku juga menemukan foto diriku saat bersama Ayah dahulu, tersangkut di jendela tersebut.


Rabu, 17 Desember 2014

NAMAKU FREDDY

Standard
Tok tok tok...
Aku mengetuk pintu rumah tetanggaku.

"Siapa?" Tanya seseorang dari dalam.

"Aku Freddy." Jawabku.

"Demi Tuhan, pergilah Freddy! Mengapa kau datang kesini? Tak ada yang mengundangmu!! " Jawabnya sambil berteriak.

Aku merasa ada yang aneh malam ini, berbeda dari hari biasanya.

5 menit kemudian, aku pergi meninggalkan rumah tersebut. Setelah aku pergi, aku melihat tetanggaku membuka pintunya, melihatku sambil menangis dan meletakkan salib dan injil diatas meja kecil di depan pintunya.

Aku kembali ke rumah tersebut, aku rasa ia meletakkan benda itu untuk kubawa berjaga dimalam ini, mengingat aku masihlah anak berusia 10 tahun yang berjalan digelapnya malam 

Kamis, 11 Desember 2014

NENEK YANG MALANG

Standard
Malam ini, cukup dingin di perjalanan pulang ke rumah yang aku lakukan melalui perbukitan yang biasa aku lewati setiap hari sepulang bekerja dengan mobil sedan pribadiku. Hujan yang turun dengan sangat deras telah membekukan jari-jari tanganku dan menyamarkan pandanganku melalui kaca depan mobilku.

Dari kejauhan, samar-samar aku melihat seorang perempuan tengah berdiri, berteduh sendirian dibawah atap kecil sebuah rumah kosong. Aku heran melihatnya dan segera menghampirinya, karena aku berniat memberinya tumpangan.

Setelah aku berjalan mendekatinya, aku terkejut karena melihat perempuan tersebut adalah seorang nenek tua. Mungkin karena derasnya hujan telah membutakan penglihatan jauhku. Ia tampak lusuh, kotor dan pakaiannya terbalut darah segar, ia juga membawa dua ransel yang terlihat berat. Aku pun segera memberi tumpangan padanya karena kasihan melihatnya.

"Nek, kenapa bisa berdarah seperti itu?" tanyaku padanya.

"Nenek terjatuh, nak." ujarnya tampak sedih.

"Darahnya masih segar seperti itu. kasihan sekali, nek." sambungku.

"Iya, nak. nenek baru saja terjatuh, dan butuh waktu lama untuk menghentikan darah seperti ini." ujarnya lesu.

"Ya sudah. Nenek ikut saya aja ya ke rumah, nginap semalam. Istri saya pasti akan senang membantu orang lain." Tawarku padanya.

"Baiklah, terima kasih, nak."

KELUARGAKU

Standard
Aku sungguh membenci ibuku, dia seperti orang gila, atau mungkin aku harus menyebutnya orang gila, sangat gila. Aku benci rumahku saat ini, mungkin ini semua karena Ayahku, dia memang lelaki bodoh yang tak bertanggung jawab.

Siang ini, setelah pulang sekolah, aku telah melihat ibuku yang gila itu meronta-ronta kepada Ayahku, ia seenaknya saja tidak menafkahi kami selama satu bulan, ibu hanya dapat berhutang terus-terusan membiayaiku dan ketiga adikku.

Setiap waktu aku selalu melihat ibuku memukuli dan memaki Ayah dengan kata-kata kasar, namun kurasa Ayahku adalah orang yang sungguh sabar, dapat menahan semua yang telah dilakukan ibu selama satu bulan tanpa pernah sama sekali menghiraukan dan membalas kelakuan ibuku. Dia hanya diam, seperti orang bodoh.

Namun yang aku sesali, dia adalah seorang pemalas yang kerjanya tidur dari siang hingga malam hari dan aku tak tahu apa yang dikerjakannya pagi hari saat aku sedang bersekolah, entah dia bermain-main atau tidur lagi.
Oh, aku benci rumahku, keluargaku, ibuku dan ayahku.

#A

Kamis, 14 Agustus 2014

Silent & Frozen ; 5

Standard

Aku keluar dari kamar kecil menuju kaca besar yang ada didepan kelima kamar kecil dikamar mandi tersebut. Aku mencuci tangan dan wajahku, sambil mendengar suara air mengalir dikamar kecil tempat seseorang tersebut masuk.

Tiba-tiba air dari kamar kecil tersebut berhenti, mungkin orang dikamar kecil tersebut telah selesai dan akan keluar. Aku menunggu siapa yang akan keluar dari kamar kecil tersebut, namun lima menit adalah waktu yang cukup lama untuk menunggu dimalam hari, akupun memutuskan untuk keluar dari kamar mandi meninggalkan siapapun dikamar mandi tersebut.

“Udah selesai, ra?” Tanya Risa yang melihatku telah keluar dari kamar mandi.

“Udah. Ayo kembali keruangan!” Jawabku.

Kamipun kembali keruangan melewati lorong rumah sakit tersebut. Lampu yang hidup dan padam dengan sendirinya menambah seramnya rumah sakit tersebut pada malam hari.

Sesampai ruangan, Risa mengunci pintu dan segera merebahkan diri diatas sofa, sedangkan diriku merebahkan tubuh diatas kasur. Aku melihat kearah Risa yang telah tidur lelap, mukanya sedikit pucat, ia tampak kurang darah.

“Mungkin karena aku membangunkan dia tengah malam seperti ini.” Pikirku sambil terus melihatnya.

Karena sangat ngantuk, akupun memutuskan untuk kembali tidur dan terlelap. Aku mulai bermimpi buruk, aku tidak tahu aku dimana, tetapi tempat itu sungguh menyeramkan. Aku mulai melihat Risa yang meminta tolong saat dirinya ditarik oleh sesosok bayangan hitam. Risa memanggil namaku dengan lantang…

Kamis, 07 Agustus 2014

SIlent & Frozen ; 4

Standard

Setelah mendengar suara tersebut, aku juga mendengarkan percakapan antara beberapa orang, “Bagus, sudah stabil.”

“Secepatnya ya. Tolong!” Percakapan itu mulai terdengar nyata di telingaku, tetapi mataku sulit untuk terbuka, ini sungguh menyakitkan. Aku mencoba menggerakkan tubuhku, namun semuanya terasa sangat menyakitkan dan aku mencoba untuk beristirahat, barangkali aku akan sembuh dalam beberapa waktu.

Beberapa jam kurasa telah aku habiskan diatas tempat yang nyaman ini, ini terasa lebih lembut dan empuk dari tempatku tadi. Aku mulai menggerakkan tangan dan kakiku, lalu aku membuka mataku. Aku terkejut saat mengetahui bahwa tempat ini adalah Rumah Sakit.

“Ira? Akhirnya kamu sadar, ra.” Aku melihat Risa duduk disamping tempat tidurku dan bahagia melihat aku sadar.

Akupun bingung mengapa aku bisa disini dan Risa tampak baik-baik saja, bahkan sama sekali tidak memiliki bekas luka, dia tampat cantik dan mulus seperti biasanya. Aku menjadi semakin bingung saat Risa mengatakan sesuatu padaku. Aku sangat takut mendengarnya.

Selasa, 05 Agustus 2014

HADIAH TERAKHIR UNTUK IBU

Standard
Malam natal tahun ini sangat menyedihkan untukku, aku selalu mengingat kematian ibuku seminggu yang lalu. Aku terus menangis hingga mataku bengkak, hari ibu tahun ini pun yang bisa menenangkanku, ibu yang sekarang terbujur kaku masih tersenyum saat hari ibu.

Aku memberikannya hadiah berupa kalung dari mantan dukun untuk ibuku pada hari ibu dan itu menjadi hadiah terakhir yang aku berikan. Saat ibu memakai kalung itu, aku melihat leher ibu berbeda dari biasanya dan ibu pergi secara tiba-tiba. Aku hanya menangis sambil memegang foto kenanganku bersama ibu.

Sabtu, 02 Agustus 2014

PSYCHO

Standard


Aku tinggal di apartment tingkat delapan, aku tinggal di lantai teratas. Malam itu, seorang pemuda yang terkenal karena suka berbohong berteriak membangunkan semua orang.

“Ada apa denganmu?” Tanya seorang bapak.

“Ada psikopat di lantai tujuh apartment. Dia ingin membunuhku.” Ujar pemuda tersebut.

“Haruskah kami percaya?” Tanya bapak itu lagi.

“Aku serius, nyawa kita menjadi taruhan.” Ujar pemuda tersebut.

“Tapi ini masih sangat malam, jadi yang tinggal dilantai tujuh, check dahulu semua ruangan sebelum tidur”. Ujar bapak tersebut.

Semuanya bubar kembali ke kamar. Aku merasa kasihan dengan orang yang tinggal dilantai tujuh. Pasti mereka sangat ketakutan. Puji syukur aku tidak tinggal dilantai tujuh.

Saat aku memulai tidur, tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dilantai bawah. Aku mendengar semua orang berlari, namun aku tidak mau kesana, aku takut dan tidak berani untuk melihat kejadian yang mungkin sedang terjadi disana.

TAMASYA MENYEDIHKAN

Standard


Aku dan teman sekolahku akan pergi bertamasya. Kami menyewa empat bus, kami sangat senang dengan perjalanan kali ini.

Karena bus membutuhkan persediaan bahan bakar yang banyak, bus kami yang terdiri dari tiga puluh orang siswa pun menuju SPBU. Menunggu dua bus di depan bus kami sangatlah lama, lalu aku menghabiskan waktu untuk bermain HP. 

Saat di perjalanan, aku melihat bus adik kelas dibelakang, mereka tampak ceria sampai akhirnya aku melihat salah satu bus dibelakang tertimpa longsor gunung. 

Aku menangis sedih, aku juga melihat bus yang mengangkut adik kelasku sangat panic melihat keadaan bus di depannya. Bus yang kami tumpangi dan bus di depan bus kami tidak mau berhenti, aku pun mengikhlaskan kejadian tersebut.

Saat melanjutkan perjalanan, aku tidak sengaja menghitung jumlah orang yang ada di bus, jumlah nya berlebih satu, aku mengulangi menghitung, dan tetap lebih satu. Aku pun menyadarinya, aku mulai takut dan hanya bisa menangis.

Jumat, 01 Agustus 2014

Silent & Frozen ; 3

Standard
Aku terlelap dalam dinginnya kamar Risa, dingin, sangat dingin, “Ini bukan angin” Ujarku yang merasa ada sesuatu yang aneh kembali terjadi. Tiba-tiba, suara misterius terdengar dari jarak yang sangat jauh.


“Ayolah, tutup mataku. Jangan biarkan aku melihat apapun, jangan biarkan aku mendengar apapun, biarkan saja suara berlalu.” Ujarku dalam hati untuk menghiraukan suara itu.

Suara tersebut terdengar semakin mendekat, keringat dinginku mengalir, aku yakin tubuhku bergetar, aku merasa kaku dan mungkin wajahku tampak pucat.

“Aku berani, biarkan saja suara itu berlalu.” Ujarku ketakutan mengabaikan suara tersebut.

“Kau takut, kau tidak berani. Kau tidak dapat mengabaikanku.” Suara tersebut seperti berbicara kepadaku.

“Jangan hiraukan dia, dia hanya mimpi. Imajinasi dan khayalan. Teruslah menutup mata. Itu adalah suara tipuan agar aku tidak tidur dengan nyenyak.” Ujarku dalam hati terus mengabaikan suara tersebut.

“Buka matamu!”

Minggu, 15 Juni 2014

ORANG MISTERIUS

Standard
Pagi ini aku mendengar adanya pembunuh di daerah rumahku. Aku tidak percaya karena belum ada korban.

Pagi ini setelah berpakaian, aku mulai gelisah dan segera menghidupkan motor. Aku pun pergi setelah menutup pintu rumahku.

Saat dijalan perasaanku gelisah. Aku pulang untuk mengecek kembali.

Sesampainya, aku sangat terburu-buru. Aku ingat kata temanku untuk selalu pelan dan berhati-hati membuka pintu rumah. Jadi aku coba memasukan kunci pelan kedalam lubangnya, memutarnya. Lalu membuka gagang pintu secara pelan.

Aku melihat rumahku masih rapi dan pintu yang aman. Aku menutup dan mengunci kembali pintu. Tiba-tiba aku melihat seseorang yang berada disebelah jendela kamarku yang berada dikanan rumahku. Dia berlari menjauhiku. Aku merasa curiga padanya. Untung pintu sudahku kunci dan aku cek kembali. Jika tidak, mungkin saja dia masuk kerumahku.

Jumat, 13 Juni 2014

UJI NYALI

Standard
Malam ini kami berkemah di sebuah hutan yang cukup lebat. Kami mengisi acara kami dengan api unggun, dan uji nyali.

Malam ini kami yang berjumlah 9 orang dibagi kelompok menjadi 3 kelompok masing-masing 3 orang. Kami akan melewati 3 pos yang berdekatan dengan kuburan. guru kami mengatakan bahwa dimasing-masing pos telah disediakan pemuda yang akan dijadikan sebagai hantu yang diam, dan dia akan menakuti kami sekaligus menjaga kami bila terjadi hal negatif pada kami.

Regu pertama memulai dan selesai dalam waktu 20 menit. regu kedua memulai dan selesai dalam waktu 14 menit. dan reguku, Aku, Karin dan Lisa telah siap untuk memulai permainan.

Di perjalanan ke pos pertama kami sangat ketakutan karena jalan gelap dan kami hanya memegang satu lentera. Pos pertama berhasil kami temukan dan kami mengambil surat tersebut. setelah membaca surat tersebut, kami melihat hantu yang memakai baju putih. ia tengah duduk tidak jauh dari kami. lalu dia berteriak dan mengejar kami. kami pun berlari sangat kencang ketakutan.

Di perjalanan ke pos kedua, kami melihat ada seseorang yang memakai baju putih berlari menuju ke pohon kelapa, ia seperti sedang bersembunyi dibalik pohon kelapa. Kami, teringat ucapan guru kami bahwa hantu yang telah disiapkan adalah hantu yang diam bukan yang bergerak. Kami pun bergegas mencari pos kedua untuk menyelamatkan diri.

Di pos kedua, kami mendapatkan surat tersebut dan melihat hantu berpakaian seperti nenek. ia duduk diam lalu melihat kami dengan melotot. kami pun berlari ketakutan hingga menemukan pos ketiga. setelah mendapatkan surat tersebut, kami dikejutkan oleh hantu berpakaian hitam yang berada didekat kami. Kami pun berlari hingga ke tenda kami. kami bermain selama 18 menit.

Kamis, 12 Juni 2014

PANGGUNG

Standard
Didaerah kami, ada sebuah tempat yang selalu didatangi oleh banyak orang kaya dan produser sebuah manajemen setiap malam hari. Tempat itu dijadikan sebagai panggung gratis bagi orang yang berbakat untuk menunjukkan bakatnya dan berharap ada seorang produser yang akan merekrutnya menjadi satu manajemen.

Malam ini berbeda dari malam biasanya, tidak ada satu pun orang yang tampil malam ini dikarenakan semua orang yang berbakat telah melihat adanya hantu ditempat pelaksanaan acara tersebut. Aku tak percaya dan membuktikannya dengan membawakan tarian balet yang merupakan bakatku didepan penonton banyak.

Aku terus menari, namun mereka sama sekali tidak memperhatikanku. Aku melihat wajah mereka sangat pucat. Namun aku terus memberanikan diri untuk menari. Bahkan saat aku terjatuh keras pun mereka seperti tak memperhatikanku, pandangan mereka kosong. Aku terus memberanikan diri. Namun aku tak kuat dan aku mulai takut. Aku pun berlari saat mengetahui semuanya.

Selasa, 10 Juni 2014

Silent & Frozen ; 2

Standard
Pikiranku tentang apa yang tadi menyentuh dan melilitku masih saja terus terbayang. Aku terus memikirkan hal tersebut hingga aku menjadi tidak selera makan. Imah yang melihat sikapku tersebut, langsung duduk di meja makan di sebelahku.

"Ada apa, mbak?" Tanyanya padaku.

Keheningan berganti menjadi curhatan dan banyak pertanyaanku pada Imah tentang rumah ini. Imah yang kebetulan adalah pembantu baru di rumah ini, tidak tahu tentang rumah ini, ia hanya mendengar curhatanku saja. Imah tampak menenangkanku saat aku mengatakan bahwa ada kemungkinan rumah ini berpenghuni selain keluarga Risa.

Setelah selesai makan, Imah membereskan meja makan dan mencuci piring kotor dan akan membersihkan rumah. Aku pun hanya bisa duduk diam menunggu Imah hingga selesai bekerja. Ia bekerja dengan cepat dan tangkas, aku pun menjadi salut dengan pembantu seperti dia. Namun, perasaanku menjadi cemas saat Imah sedang berjalan ke dapur. Aku yakin ada orang lain yang mengikutinya. tetapi, aku tidak mengetahui itu apa dan siapa. Aku mencoba melihat Imah yang sedang mencuci piring dari celah kecil antara dapur dan ruang tamu.

"Ya Tuhanku!" Aku berteriak dalam hati melihat apa yang telah aku lihat.

Senin, 09 Juni 2014

KEHIDUPAN BARU

Standard
Suamiku membeli rumah baru di dekat daerah pertambangan. Kami tinggal berdua disana. Kami selalu sarapan, sholat, makan, dan bercanda bersama.

Keesokan harinya, suamiku mendapat pekerjaan di pertambangan dekat rumah kami. ia bekerja sebagai satpam pada malam hari. Malam ini aku tidur sendirian. kamarku dilantai dua dan dari jendela, aku dapat melihat suamiku sedang berjaga sambil melambaikan tangannya padaku dan tersenyum.

Disebelah jendela kamarku terdapat lemari bajuku. terdapat pohon dan lampu natal merah dan kuning yang berkelap kelip anatara lemari dan dinding kamarku. itu indah sekali, mungkin suamiku membelinya sebagai pelengkap ruangan.

Sabtu, 07 Juni 2014

Silent & Frozen ; 1

Standard
Ini adalah potongan dari novel lamaku, mungkin readers tertarik. Enjoy! :)


Ini adalah hari pertamaku masuk ke rumah yang sangat besar nan megah. Rumah milik sahabatku dari kecil, Risa Lisna memang sangat nyaman. Dahulu, aku dan dia adalah sahabat senasib, kami miskin dan merupakan anak tunggal. Namun, dia berubah nasib menjadi kaya saat kami duduk dibangku SMP karena ayahnya mendapat proyek untuk membuat gedung pencakar langit. sedangkan ayahku hanyalah seorang kuli bangunan yang bekerja membuat rumah dan toko.

Malam ini, aku diajak untuk menginap di rumah Risa. Orangtuaku yang mengenal baik keluarga Risa mengizinkanku dan kedua orangtua Risa yang telah mengenal keluargaku sejak lama pun senang melihatku menginap disana.

Di kamar Risa, aku sangat menggigil kedinginan. seorang anak kampung yang biasanya menggunakan kipas harus dipaksa menikmati sejuknya AC 20°C. Walaupun dalam keadaan seperti itu, aku tetap bersenang-senang dengan Risa, kami berdandan dengan segala jenis aksesoris, pakaian dan make-up miliknya. Kami membaca novel bersama, menonton film drama dan sinetron bersama.

PEMBUNUHAN

Standard
Aku tinggal bersama keluargaku. kami hanya memiliki seorang tetangga, perempua misterius yang tidak pernah bergaul dengan keluargaku.

Hari itu adalah kamis sore, aku melihat dia seang membuang sampah di dekat kandang sapi di belakang rumahnya. Ketika aku melihat dia, dia melihatku sinis dan segera masuk kembali kerumahnya. Dia memang misterius dan aneh.

Besok adalah hari tur ku bersama teman-temanku, aku meminta uang kepada orangtuaku. Namun mereka tidak memberikannya karena kami memang kesulitan dalam ekonomi. Seperti biasanya, dari TK hingga kuliah ini aku belum pernah merasakan punya uang jajan. Mungkin 3 hari perjalanan, teman-temanku bisa membiayai aku tetapi dihatiku ada sedikit perasaan marah.

Keesokan harinya, aku pergi dan berpamitan dari halaman, namun mereka tidak menjawabnya tidak seperti hari biasanya. Aku melihat tetanggaku sedang mengasah pisau di halaman depan. aku juga melihat ia memiliki jaket hitam tebal, topeng putih, kapak dan beberapa benda lain yang mencurigakan.

3 hari berlalu, aku pulang dengan sangat terkejut. orangtuaku telah meninggal menggenaskan dengan keadaan membengkak dan berbau busuk.

Aku melihat catatn ayahku, "Tolong, nak.", Aku berlari menuju rumah tetanggaku, namun yang ku lihat hanyalah kapak dan pisau yang telah berlumur darah. Ia tidak ada dirumah, meninggalkan sup sapi nya yang masih hangat.

"Pasti dia baru saja melarikan diri setelah mengetahui bahwa aku pulang hari ini pada pukul ini."
Polisi datang, dan aku harus menangis dalam keadaan seperti ini. menangis hingga mataku terlihat bengkak.

Jumat, 06 Juni 2014

FILM HORROR

Standard
Malam ini aku menonton film horror bertema kuntilanak bersama seorang temanku diruang tamu rumahku. Kami menonton hingga pukul 12.00 malam. Lalu, kami memutuskan untuk tidur bersama. Aku menekan tombol power pada remote sambil mengambil segelas air.

Sebelum tidur, aku menceritakan kisah horror pada temanku tersebut. dia ketakutan, ditambah dengan suara kuntilanak di film tersebut hinngga kekamarku. Ia semakin takut dan memutuskan untuk tidur. Aku pun tidur dengan membiarkan televisiku hidup, itu adalah kebiasaanku.

Kamis, 05 Juni 2014

FILM PERANG

Standard
Aku tinggal di sebuah apartment kecil bersama tetangga sebelah kamarku, seorang perempuan cantik yang sangat ramah. Malam ini aku tidak bekerja, jadi aku memilih untuk menonton film mafia, yang identik dengan polisi, penjahat lelaki dan kekerasan. Aku menyetel volume TV-ku menjadi sangat kecil agar tidak mengganggu istirahat tetanggaku.
Aku menonton film itu penuh semangat, membela polisi untuk menangkap penjahat. Akhirnya polisi  tersebut menembak penjahat tersebut. terdengar tiga kali suara tembakan kecil yang membuatku sangat senang dengan film tersebut.

Penjahat tersebut merintih kesakitan sambil mencoba kabur. lalu, sekali suara tembakan besar terdengar, dan rintihan gadis ini menambah semangatku pada film ini. dua kali lagi suara tembakan kecil, penjahat tersebut merintih lagi dan lemas tak berdaya seperti mencoba menyerah. lalu, sekali lagi  suara tembakan besar dan rintihan gadis tersebut berhenti. Polisi menang, film selesai, aku pun mematikan TV ku dan tidur.

Rabu, 04 Juni 2014

Writing is a Perfect Choice ; 1

Standard

First Exp. 


Hari ini aku mau nge-post tentang inspirasi aku menulis riddle nih. Aku memang sudah berbakat dalam bidang menulis sejak aku kelas 3 SD. Dulu aku cuma nge-bikin kumpulan cerita-cerita horror bodoh ala anak SD *you know lah* dan kata teman-temanku itu bagus dan seram, jadi aku bukukanlah semua ceritaku itu. Karena terlalu bersemangat, aku nulis itu cerpen sampai 3 buku tulis 50 lembar. Otomatis itu udah jadi 150 lembar.

Terus aku iseng-iseng tuh bawa ke tempat aku ngaji, niatnya sih biar baca sama teman-teman setelah ngaji. Eh, gak taunya, ada teman yang lebih muda dariku yang tertarik tuh dengan itu buku. Dia malah nawarin aku untuk jual itu buku sama dia. so pasti aku nolak dong, capek banget tuh nulis buku. walaupun dia nawarin 12.000 untuk beli itu buku, aku gak mau. Terus dia bilang :

"Yaudah deh, biar aku fotocopy aja, dan nanti aku upah ke abang 3.000"

Oh, aku setuju aja, yang penting itu buku gak diambil dan masalah uang aku belum mau tau saat itu.
Besok harinya, aku nulis lagi, terus nulis sampai gak tau lagi apa yang aku mau tulis.

"Ibuuu guruuu dataaang 3x"

Sorak sorai teman sekelasku menghentikan tanganku yang lagi asik nulis. Terus Ibu guru duduk tenang sambil senyum. Tiba-tiba aja salah satu temanku ngomong sama Ibu guru.

"Bu, Rizkan udah nulis cerpen loh, udah 200 lembar lebih. keren".

Ibu guru itu tersenyum lalu datang ke mejaku sambil nanya tentang cerpen itu. Terus ibu itu ambil deh, huuft. Bukan maksud aku pelit atau apa, tapi aku mau nyuruh ibu itu untuk fotocopy aja itu cerpen, jangan diambil. Aku masih mau ngelanjutin apa yang seharusnya aku lanjutin. Tapi, yasudahlah. Aku harus ikhlas.

Setelah hari itu, ada salah satu temanku dari kelas 1 sampai kelas 4 yang ngikuti jejakku, kami berdua emang terkenal sebagai penulis. KAMI PENULISSSSSSSSS !! *teriak dari atas gunung* *ngaco*

Setelah kami udah buat hasil karya kami masing-masing, semua orang tertarik untuk baca. semua yang baca hanya tenang, karena mereka tidak bisa membandingkan karya kami, secara gitu, kami bea genre. Aku suka cerita bertemakan horror dan temanku ini bertemakan cinta, keluarga dan kasih sayang. Bedakan?

Selama aku SD, banyak karya yang aku buat. tapi sayang, karya itu ada yang hilang, robek, diminta oleh guru B. Indonesia dan semua itu udah luput dari ingatanku karena ceritanya yang masih kolot banget dan imajinasi tinggi sesuai usia anak SD.

ORANG MISKIN

Standard
Aku adalah orang yang miskin yang tidak memiliki kasur. aku hanya tidur diatas karpet tanpa aksesoris tidur. Aku adalah pekerja keras, hingga benda beratpun sudah terasa ringan dan mudah ku pindahkan.
Jam 6 pagi, aku merapikan tempat tidurku sebelum mandi. Aku merapikan karpetku, kardus yang menjadi selimutku malam ini dan guling beratku.
Setelah mandi aku, memakai baju dan segera ke kantor dan ini memang keadaan yang menyeramkan.

Senin, 24 Februari 2014

PERAMPOKAN

Standard

Aku terlahir sebagai orang yang buta dan bisu, dan aku ikhlas dengan keadaanku seperti ini dan aku orang miskin yang memiliki orangtua yang jahat namun mereka baik padaku. Suatu malam, terjadi perampokan dikompleks perumahanku. Aku mendengar pemilik rumah itu berteriak lantang hingga mambangunkan semua warga.
Saat semua warga sedang mengejar perampok tersebut, aku berteriak lantang hingga menghentikan langkah warga tersebut.
"Ada apa, nak?" Tanya seorang pemuda padaku.
"Aku melihat hantu di gedung itu! Dia tampak mengerikan." Ujarku sambil menunjuk salah satu gedung disana.
Merekapun tercengang.

Jumat, 21 Februari 2014

LELUCON

Standard

Besok adalah hari ulang tahun Rianti. Aku dan 4 temanku sudah membuat lelucon untuknya pada hari ulang tahunnya besok.
Keesokan harinya, kami membawa Rianti ke hutan wisata yang agak sepi dan memulai jebakan kami. Kami telah berada di posisi kami masing-masing.
Saat Rianti berjalan kehutan pinus, aku menakut-nakuti dia hingga ia berlari pontang-panting, disusul dengan kedua temanku yang menakut-nakutinya dihutan madu dan dihutan karet. Lalu, temanku juga menarik kakinya dari dalam air saat ia berlari ke danau. Ia terus berlari hingga ke hutan bambu dan hutan jati, disana ia juga ditakut-takuti oleh kedua temanku.
Setelah dia benar-benar ketakutan, kami keluar dari tempat persembunyian kami masing-masing. Namun, ia menjadi sangat marah dan meninggalkan kami berlima.

ABANGKU

Standard

Orangtuaku selalu mengatakan bahwa aku anak tunggal. Tetapi setiap malam, ada lelaki yang sangat mirip denganku dan mengaku sebagai abangku datang ke kamarku lewat jendela.
"Benarkah kau abangku? Kenapa kau selalu bersembunyi dari ibu dan tidak ingin tinggal disini?" Ujarku.
Dia membawaku ke tepi danau didekat hutan yang tidak begitu jauh dari rumahku.
"Disana rumahmu, dan disini rumahku. Aku senang tinggal disini sejak lama karena ibu yang membawaku kesini." Ujarnya sambil tersenyum. Akupun meneteskan airmata.

KOTAK MISTERIUS

Standard

Didaerah tempat tinggalku beredar berita mengejutkan, seorang pemuda meninggal karena menemukan kotak misterius. Semakin hari, semakin banyak yang meninggal karena kotak tersebut.
Malam itu, aku menemukan sebuah kotak di dekat lemari pakaianku dan aku yakin itu adalah kotak yang sering disebut oleh orang-orang. Namun, aku masih tidak percaya dengan berita itu.

Aku melihat ada tulisan 'Jangan arahkan kotak ini ke cermin' dikiri kotak tersebut dan ada tulisan 'Kau akan mati ditanganmu sendiri' dikanan kotak tersebut.

Aku masih kurang yakin dengan kata-kata tersebut, aku mencobanya dicermin dengan memgang kotak tersebut dengan tangan kiriku. Dicermin, aku hanya melihat bayanganku memegang kotak tersebut dengan tangan kiri seperti yang aku lakukan didunia nyata.

"Tiada apapun! Tiada setan, monster atau apapun. Dasar berita bullshit!" Aku membanting kotak tersebut.

SAUDARAKU

Standard

Aku memang orang kaya dan sangat mencintai hewan, terutama anjing. Malam itu, saudaraku tertabrak oleh motor menyebabkan dia koma. Aku merawatnya sendiri dirumah.
Keesokan harinya, aku pergi bekerja meninggalkan ia sendiri dirumah. Aku hanya meletakkan makanan dan sereal, satu-satunya makanan yang aku punya dirumah hari ini. Aku meletakkannya disebelah saudaraku untuk berjaga-jaga saat ia sadar dan lapar nanti. Aku pergi bekerja.Aku menciumi anjingku yang masih tertidur.

Aku pulang dari bekerja pada malam hari dan alangkah terkejutnya aku melihat saudaraku yang sudah tidak bernyawa lagi dengan badan yang tercabik-cabik, aku juga melihat makanan tersebut sudah habis termakan kecuali sereal dan anjingku tertidur lemas dan berlumuran darah.
"Mungkin ia mencoba menyelamatkan saudaraku. Akan tetapi ia kalah." Aku menangis.

IBU SUDAH BERUBAH

Standard

Sudah seminggu ini aku dan Ibuku bertengkar karena ayahku. Setiap aku mau pergi ke kampus, ia tetap menegurku, walaupun marah mungkin masih ada dihatinya.
Pagi ini, Aku terjatuh dari tangga. walaupun tangga tidak terlalu tinggi, tapi rasa sakit itu terasa sebentar. Aku segera bangkit dan keluar dari rumah. Hari ini berbeda, Ia tidak menyapaku dan hanya duduk diteras sendirian tanpa mau melihatku sedetikpun. Aku bingung.
"Mungkin hari ini puncak marahnya padaku!" Ujarku dalam hati sambil meninggalkannya.

Kamis, 20 Februari 2014

TEMAN YANG JAIL

Standard

Aku benci mengatakan ini, tapi aku sangat takut menonton film horror. Tidak seperti kawan-kawanku yang lain, horror adalah makan malam dan cemilan sebelum tidur untuk mereka.
"Dasar anak idiot! Udah muka horror, suka banget sama film horror." Ujarku malam itu yang menginap dirumah kawanku beramai-ramai karena semua keluarganya pulang kampung.

Subuh hari saat adzan berkumandang, aku selalu berada ditengah kuburan. Aku sudah tidak takut lagi karena itu sudah terbiasa bagiku.

"Punya kawan nakal banget! Setiap subuh ngerjain gue, ngangkat gue ke tengah kuburan lagi." Akupun bangkit dan pulang ke rumahku.

Disekolah, aku selalu memarahi mereka. namun, mereka selalu saja mengelak dengan segala kebohongan yang mereka katakan.
"Sekali pembohong, tetap pembohong!" Ujarku dalam hati.

FOTO

Standard

Aku berlibur didaerah pantai bersama lima anggota keluargaku. Pantai itu sepi tanpa ada seorangpun karena hari itu merupakan hari Senin, LOL. Aku berfoto-foto bersama mereka dan kami bersenang-senang.
Keesokan harinya, aku melihat semua hasil cetakan foto tersebut. Aku terkejut melihat salah satu hasil cetakan foto tersebut. Di semua hasil cetakan foto, keluargaku berjumlah lima orang. Namun, yang satu ini, keluargaku berjumlah lebih satu dari hasil foto yang lainnya. Akupun segera memusnahkan foto tersebut.


OBAT

Standard

Aku benci obat, semua obat yang pernah aku minum terasa sangat pahit tiada satupun yang manis. Aku benci obat. Obat batuk, demam, pilek, segala jenis obat.
Aku meminum obat batuk yang manis saat aku masih kelas 9 SMP. Aku benci semua obat dikarenakan rasanya pahit.

CAHAYA

Standard

Aku memang selalu melewati rumah gadis itu setiap malam, dan dia selalu tersenyum padaku begitu pula aku tersenyum kemabali padanya.

Cahaya lampu rumah tetangga didepan rumahnya bersinar sangat terang menyilaukan mataku saat aku berada didepan pintu rumah gadis tersebut. Cahaya itu menjadikan bayanganku dibelakang tubuhku menjadi sangat panjang.

Aku segera masuk ke rumah gadis itu, karena mataku sudah sangat silau dan perih. Aku melihat gadis tersebut pucat melihatku.

SEMUT YANG HEBAT

Standard

Aku adalah seekor semut merah kecil. Saat aku berjalan didekat danau, aku melihat seekor ular sedang berjalan dan tiba-tiba menghilang.

Saat aku semakin dekat dengan danau, munculah seekor katak ingin memakanku. Aku melompat keatas katak itu dan menggigitnya. Tiba-tiba semua menjadi gelap dan aku dapat merasakan katak tersebut mati.

RUMAH

Standard

Aku memiliki rumah kecil dibawah jembatan. Aku tinggal bersama 10 orang keluargaku. Pagi hari, aku pergi bekerja untuk mencari makanan bagi keluargaku.

Saat pulang ke rumah pada sore harinya, aku terkejut melihat rumahku menjadi besar dan seluruh anggota keluargaku meninggal. Sedangkan jembatan dan sekelilingnya masih seperti biasa.

PENCARI

Standard

Aku seorang anak SD yang nakal. Setiap hari aku bermain dengan teman-temanku hingga larut malam. Ayahku selalu memarahiku walaupun aku tak pernah jera.

Malam ini, aku dan semua temanku masih bermain dan belum juga pulang ke rumah. Aku yakin, Ayahku pasti sedang menungguku diteras rumah dan mendumel dalam hatinya hingga aku sampai dirumah.

Pukul 24.00 aku dan temanku memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Saat aku sedang berjalan sendirian didekat kuburan, aku melihat ada seorang lelaki tinggi sedang berjalan didekat pohon pisang. Aku sangat ketakutan dan segera bersembunyi. Setelah beberapa menit berjalan, aku tersadar dan keluar dari tempat persembunyianku.

"Tiada gunanya. Bersembunyi ataupun pulang sama saja."

TEMAN BARU

Standard

Aku sedang online di sosial media pada web. Aku melihat sebuah profil perempuan yang cantik dan agak sangat putih tidak seperti orang kebanyakan. Aku menambahkannya sebagai teman.

Setelah di confirm, aku mengirimkannya pesan.

"Hy, Boleh kenalan kan? Tinggal dimana?"

"Boleh. Disebelah Rumah Sakit Cinta Kasih."

Aku langsung offline dari sosial media tersebut dan segera tidur.


PENGENDARA MOTOR

Standard

Malam itu aku sedang menunggu taksi untuk mengantarkanku pulang ke rumah. Beberapa menit kemudian, lewatlah seorang pemuda menggunakan sepeda motor dengan helm yang sangat kecil.

"Haduh, lucu sekali pemuda itu! Helmnya bisa hancurin kepalanya."

Sewaktu melewatiku, helmnya terjatuh, namun dia terus berjalan. Melihat itu, aku segera pergi dari tempat itu.