Rabu, 13 Mei 2015

RUMAH BARU

Standard
Aku tak tahu mengapa aku dipindahkan secara paksa ke rumah baru ini. Aku harus tinggal sendiri tanpa Ibu dan Ayahku. Aku hanya sekali melihat rombongan orang yang aku kenal bertamu kesini. Ramai, tapi hanya sekali, saat pertama aku tiba disini.

Selebihnya, aku hanya didatangi satu atau dua orang tamu saja per minggu, seperti Kakakku, Adikku, dan Pamanku. Itu pun aku tak dapat melihat wajahnya sama sekali karena aku seperti diasingkan.

"Anakku!"

Terdengar suara seorang wanita menangis di depan rumahku. Aku baru menyadari suara siapa itu.

"Ibu?" Ingin rasanya aku berlari memeluk Ibuku yang sedang menangis tersebut. Namun pintu rumahku terkunci dari luar. Aku benar-benar tak bisa keluar, karena rumahku sengaja tidak diberi jendela ataupun celah agar tidak kotor.

"Biarkan saja dia disana. Jangan ganggu dia!" Terdengar juga suara Ayah membentak Ibuku yang sedang menangis.


"Apa yang terjadi pada Ibuku tercinta?"

7 komentar:

  1. Sepertinya...rumah barunya itu....adalah pemakaman. Alasan ne : disebutkan bahwa hari pertama ia "pindah", byk orang berkumpul (pertama kali dikubur toh...). Lepas tuh, tiap minggu ada yg jenguk ato mungkin lbh tepatnya ngelayat. Dan rumah tanpa celah...serius itu rumah ato kuburan bentuk rumah? Monggo pendapatnya....-sora album

    BalasHapus