Rabu, 13 Mei 2015

SAHABAT

Standard
Akhir-akhir ini Dedi menjadi sangat pendiam. Setelah kematian sahabat terbaiknya, Robi, Ia menjadi jarang makan, jarang bersosialisasi dan sering mengigau.

Sepertinya ia mengetahui rahasia yang tak dapat ia katakan pada polisi saat diminta kesaksian atas kematian temannya saat itu.

Mereka selalu main berdua saat jam pulang sekolah karena mereka adalah nerd dan tak disukai oleh teman sekelas mereka yang laki-laki.

Saat detik kematian Robi, hanya Dedi seorang yang melihat darah segar mengalir dari kepala, hidung dan mulut sahabatnya tersebut. Seperti darah bekas pukulan kuat.

Sekarang dan seterusnya ia akan merasakan kesepian tanpa sahabatnya. Ia benar-benar menyesali kematian sahabatnya tersebut.

8 komentar:

  1. Menyesali ? Eh ciee.. Ada yang bunuh sahabatnya XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah, kirain cuma Dedi aja yang tahu. Ternyata Elaine juga tau. Gak seru ah, kasian si Dedi *plaak

      Hapus
    2. Iya nih, kasihan Dedi.. Kasihan Dedi karena gagal ngebunuh aku sebagai saksi mata, muehehehehe XD

      Hapus
    3. Dedi juga gagal membunuh author :|

      Hapus
    4. Iya, dia pembunuh yg payah XD

      Hapus
  2. Wait.....ini somehow membuatku musti waspada dgn teman dekar sendiri....dan tebakanku:si narator lah sang pembunuh,dan dedi hanya bisadiam menjadi saksi kematian temamnya krn gak mai ikut terbunuh?korban bully kah? -sora album

    BalasHapus
    Balasan
    1. *angkat tangan* bukan saya pembunuhnya. Percayalah pada saya. Bukan saya pembunuhnya!

      Hapus
    2. ngg..ngg..ngaku aja kamu, mana ada penjahat nn..ngg...ngaku *gagap sambil nodongin pistol air* ~sora album

      Hapus